IKOH KOPI
Kopi adalah sarana kebersamaan yang paling efektif untuk semua kalangan. Mulai dari warung kopi kaki lima di pelosok kampung sampai dengan cafe di hotel berbintang metropolitan. Pada saat minum kopi, segala pembicaraan akrab selalu terjadi. Perbincangan warung kopi antar rakyat kebanyakan, sampai deal-deal dan lobby-lobby tingkat tinggi di cafe seringkali diselingi minum kopi. Sehingga kopipun bisa dianggap sebagai pengikat hubungan yang unik, meskipun tampil dalam wadah yang berbeda dengan range harga yang sangat besar perbedaannya.
Secangkir kopi tubruk di warung kopi kaki lima harganya sangat jauh bila dibandingkan dengan kopi yang sama yang di jual di cafe. Kopi tubruk di warung hanya seharga seribu lima ratus rupiah, sedangkan untuk kopi yang benama sama di sebuah cafe yang pernah dinikmati teman saya, harganya sembilan belas ribu rupiah tidak termasuk pajak. Tetapi nilai yang disandangnya sama. Teman saya waktu menghirup kopi tersebut sedang berbincang seru mengenai liga Inggris. Pak Amat, tukang yang bekerja membetulkan atap bocor di rumah saya juga membicarakan topik yang sama sore itu di warung kopi langganannya. Tapi Pak Amat pasti bingung kalau melihat nama-nama jenis minuman berkafein itu di daftar menu cafe (kalau ia sempat ke sana), apalagi kalau sampai tahu harganya.
Tapi saya tidak bermaksud membahas tentang sisi sosial kopi, ataupun sejarah keberadaannya. Yang saya lihat bahwa minuman kopi mempunyai kedalaman arti yang bisa kita hayati. Pertama, karena kopi bisa menjadi teman dari berbagai kalangan, kitapun bisa menghayati peran yang sama. Bergaul dengan berbagai kalangan, berbicara tentang topik sederhana bersama tukang siomay yang sering lewat depan rumah, atau diruang meeting yang dingin dengan board of director yang sedang kita yakinkan dengan presentasi kita. Kita gunakan bahasa 'kopi tubruk' jika kita ngobrol dengan Bang Udin sang tukang siomay. Sedangkan dengan Pak Eric, kita pakai bahasa 'cafe-latte'. Deal dengan Bang Udin akan senilai dua ribu lima ratus, sedangkan dengan Pak Eric dua ratus lima puluh juta.
Kedua, kenikmatan kopi akan tumbuh bersama dengan strata sosial kita. Saat masih bekerja sebagai staff lapangan, setiap pagi, saya selalu sarapan dengan kopi yang dibuatkan ibu warung depan kantor dan sepotong roti bakar. Ketika menanjak menjadi supervisor yang duduk dibelakang meja, sarapan saya jadi kopi instan three in one satu sachet dan roti keju. Saat itu, kopi ibu warung mulai terasa agak pahit. Meningkat lagi, ketika saya sudah mampu masuk ke cafe (walaupun jarang-jarang), kopi instan sekarang jadi terlalu manis rasanya. Kesimpulannya, semakin strata sosial kita meningkat, kenikmatan akan semakin mahal harganya.
Nikmatilah secangkir kopimu ...
KOPI DAN KESEHATAN
Kafein ternyata dapat menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Sebab itu tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi.
Namun, sebenarnya manfaat di atas tidak berlaku bagi seseorang yang pekerjaannya memerlukan ketelitian, kerapian, serta ketepatan menghitung, seperti matematika, menggambar atau melukis. Sebaliknya, minum kopi lebih tepat bagi orang yang belajar ilmu-ilmu sosial atau menghapal. Minumlah sekitar setengah sampai satu jam sebelum aktivitas belajar atau menghapal dimulai.
Kafein acap kali juga dijadikan salah satu bahan pelengkap pada obat sakit kepala. Pasalnya, kafein memiliki kemampuan mempersempit pembuluh darah ke otak (vasokonstriksi) sehingga pelebaran pembuluh darah di daerah otak yang merupakan penyebab sakit kepala bisa ditanggulangi. Bahkan, senyawa xantin dalam dosis rendah mampu merangsang susunan saraf yang sedang depresi, misalnya akibat penyalahgunaan narkoba atau kecanduan alkohol. Sehingga muncul pendapat bahwa kafein dapat memperbaiki fungsi mental penderita yang keracunan alkohol.
Lebih jauh, kafein ternyata dapat menetralisasi asam lemak dalam darah.
Masalah dampak kopi kasar atau tidak disaring (unfiltered) ini dipelajari oleh sejumlah peneliti di Belanda.
Mereka mengamati tingginya kadar homosistein dalam darah pecandu kopi. Homosistein merupakan substansi yang terbentuk dari metionin, yakni suatu asam amino esensial yang terbentuk pada saat tubuh mengeluarkan protein. Padahal peningkatan homosistein berhubungan erat dengan risiko penyakit jantung.
Meski belum jelas bagaimana persisnya asam amino esensial mengganggu jantung, sudah terbukti bahwa zat tersebut acap kali menyebabkan timbulnya luka di berbagai lapisan dalam pembuluh darah arteri dan selanjutnya menjadi tempat menumpuknya asam lemak dan kalsium. Timbunan ini bisa mengakibatkan pengerasan dinding pembuluh darah arteri (arteriosklerosis).
Di sisi lain, menurut Dr. Elvina Karyadi, ahli gizi, homosistein dibutuhkan tubuh untuk berbagai reaksi biokimia, terutama dalam proses perubahan metionin menjadi sistationin dan berperan dalam membentuk propionil-koA (substansi yang beperan dalam metabolisme lemak dan karbohidrat), asalkan kadarnya tidak tinggi. Kadar normalnya, 7 - 22 ug mol/L.
Seorang peneliti Belanda menambahkan, dua minggu setelah setiap hari minum enam cangkir kopi, konsentrasi homosistein seseorang naik 10% dari angka normal. Begitu juga kadar kolesterol dan trigliserida. Namun, kenaikan ini tidak permanen. Bila kopi dihentikan dan keadaan tubuh sehat, kelebihan homosistein dapat secara alami normal kembali. Selain dengan mengurangi kafein, kenaikan kadar homosistein dapat pula dicegah dengan mengurangi konsumsi protein hewani yang banyak mengandung metionin.
Bila dalam sehari minum 1,360 g kopi kasar (sekitar 6-7 cangkir), diperkirakan risiko untuk terkena serangan jantung atau stroke naik 10%. Selain itu kadar vitamin B6 bisa berkurang sampai 21%.
Atas dasar itu alangkah baiknya tidak minum kopi, khususnya bagi mereka yang berisiko tinggi penyakit jantung. Kalau pun harus minum kopi, untuk kita sebaiknya hanya 1-3 cangkir sehari (standar untuk orang Eropa 3-5 cangkir). Itu pun tidak pada saat menjelang tidur.
Kopi bisa digantikan segelas air jeruk, sayuran hijau, disertai konsumsi vitamin B6 dan B12. Jenis-jenis makanan dan minuman ini tidak mengandung seng dan kafein tapi tinggi mineral, vitamin serta asam folat. Padahal vitamin B6, B12, dan asam folat sangat berperan dalam menurunkan kadar homosistein dalam tubuh, sehingga penyakit jantung koroner pun bisa dihindari